Senin, 15 Juni 2020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR TINGGI BADAN (TB)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB)
Pengertian
Mengukur tinggi badan menggunakan alat pengukur tinggi badan
Tujuan
1.     Mengetahui berat badan pasien
2.     Menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh)
3.     Mengetahui status nutrisi
Alat dan Bahan
1.     Alat pengukur tinggi badan (Microtoise Staturmeter)
2.     Alat tulis
3.     Buku catatan
Prosedur Pelaksanaan
Persiapan Alat ( Cara Memasang Microtoise Staturmeter)

  1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar tegak lurus.
  2. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
  3. Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
  4. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisisekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.


Prosedur Pengukuran Tinggi Badan Menggunakan Microtoise Staturmeter
1.     Minta pasien melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala) dan asesori lain yang bisa mempengaruhi hasil pengukuran.
2.     Pastikan alat geser berada di posisi atas.
3.     Pasien diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
4.     Posisi kepala dan bahu bagian belakang (punggung), pantat, betis dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise dipasang.
5.     Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6.     Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala pasien. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala pasien. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.
7.  Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar(ke bawah) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
8.  Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
9.     Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar